Cokorda Bersaudara

Cokorda Bersaudara

Apa rasanya sejak kecil selalu bersama? Main, ngeband, sampe nongkrong, semua barengan. Belakangan, berbarengan pula mereka menggeluti olahraga dan klab yang sama pula. Guys, meet The Cokorda Brothers dari Citra Satria!

Buat yang lagi demam IBL, pasti bakal ngeh kalo di klab basket Citra Satria ada tiga pemain bernama sama di jersey mereka. Yap. Ketiga pemain itu bernama Cokorda. Kalo nggak teliti, kita yang nonton bisa tertukar antara Cokorda satu dengan yang lain. Udah mukanya mirip, gedenya sama pula.

Padahal kalo diteliti banyak bener perbedaan di antara mereka. Yang pertama tentu aja nama. Cokorda pertama bernama Cokorda Raka Satrya Wibawa yang akrab disapa Wiwin. Terus Cokorda Rai Adi Pramartha, biasa dipanggil Tata. Yang terakhir Cokorda Anom Indrajaya alias Anom.

Terus tinggi badan mereka juga beda, meski nggak jauh-jauh amat-amat! Wiwin bertinggi/berat 205 cm/98 kg (gede banget kan?). Terus Tata “kecilan” sedikit 198cm/93 kg. Yang paling kecil Anom, yang “cuma” 190 cm/82 kg.

Kesamaan nama ini terjadi karena ketiga cowok asal Bali ini emang bersaudara. Meski bukan kembar, pebasket yang tingal serumah ini ini akrab banget satu sama lain. Umur meraka aja cuma bertatut setahun satu sama lain, Wiwin lahir 1977, Tata 1978, Anom 1979. Nggak heran kalo mereka udah kayak temen sebaya aja.

Gara-gara main basket bareng sejak kecil bikin Cokorda bersaudara ini solid satu sama lain.

“Gue main basket sejak SMP kelas 3. Kalo Tata kelas 2. Terlambat sih tapi pelan-pelan, akhirnya kami bisa juga. Pas SMA kami merasa udah bisa main basket dengan bener. Tahun 1994 kami ikut kejuraan junior di Bandung. Terus pemandu bakat Aspac dateng nawarin kami bergabung. Tahun 1995 saya gabung. Tata 1996 dan Anom 1997. Pokoknya pas tamat SMA. Kami sih pengennya emang satu tim sejak awal,” ujar Wiwin mewakili adik-adiknya.

Nge-Band

MENGANGGU TIM

Keakraban tiga bersaudara ini ternyata nggak selalu dilihat sebagai sesuatu yang baik. Waktu di Aspac dulu, kedekatan Wiwin, Tata, dan Anom malah dianggap sebagai sebuah “ancaman” buat tim. Mereka melihat tiga orang ini terlalu eksklusif dan kurang berbaur dengan rekan tim yang lain. Menurut mereka, basket adalah olahraga tim dan harus solid.

Bener begitu?

“Kalo orang lain mungkin ingin kami beda tim. Mereka bilang kami nggak maju kalo terus bersama-sama. Tapi kami mau kasih bukti. Biar pun saudara dan main bareng, kami tetap aja bersikap profesional. Di lapangan kami adalah teman satu tim. Kalo di luar baru saudara,” ujar Tata.

“Buat kami kebersamaan kami nggak ada minusnya. Artinya kami nggak merasa jadi minder atau punya persaan negatif akan hal ini. Tapi orang lain mungkin melihatnya beda. Di tim-tim terdahulu, kebersamaan kami dianggap nggak baik buat tim. Mereka pikir kami nggak gabung dengan anggota tim lain dan selalu bertiga. Padahal nggak seperti itu,” tambah Wiwin.

Gara-gara dianggap negatif itulah tiga cowok jangkung ini cabut dari Aspac dan pindah ke Satria Muda. Lagian, waktu itu, Anom merasa nggak tergali kemampuannya kalo mereka terus bertahan di Aspac. Berhubung deket dan merasa satu, kedua kakaknya ikutan cabut. Waktu itu mereka sepakat gabung ke Satria Muda. Tapi ternyata suasananya sama aja. Boyongan lagilah mereka ke Citra Satria (CS) sampe sekarang.

Kok seneng banget sih bareng-bareng. Nggak bosen apa ngumpul terus?

“Selain bersuadara dan seumuruan, kami kan tinggal serumah, naik mobil sama-sama saban latihan, minum dari tempat minum yang sama. Jadi wajar aja kalo kami jadi satu dan deket. Lagian kami emang pingin ngasih bukti bahwa kebersamaan kami itu justru membawa hal yang positif buat tim,” ujar Tata yang diamini Wiwin dan Anom.

“Dan akhirnya yang kami perjuangkan membawa hasil di sini (CS, maksudnya, RED.). Pelatih kami melihat kami sama aja dengan pemain lain. Bahkan mereka melihat yang positif dengan kedekatan kami bertiga. Hal ini bikin kami semangat dan mencoba merangkul pemain lain,” ujar Wiwin.

Apa yang yang mereka pengen kini sukses terjadi. Citra Satria merangsek ke urutan tiga klasemen IBL 2004 di sesi pertama ini. Padahal tahun lalu mereka urutan ke delapan. Udah gitu Cokorda bersaudara juga berhasil menghapus keraguan orang bahwa kebersamaan mereka bisa mengganggu tim. Justru kebalikannya.

See? Usaha yang serius dan pantang menyerah, emang selalu pasti membawa hasil . Seperti iklan NBA yang sering kita lihat di jaman dulu: No Pain No Gain!

Majalah HAI NO. 23 / XXVIII,7 JUN 04-13 JUN 04